You could put your verification ID in a comment Or, in its own meta tag Or, as one of your keywords Your content is here. The verification ID will NOT be detected if you put it here. PRESTASI LEGENDA BULU TANGKIS INDONESIA

kunjungi blog saya yang lain

Translate

PRESTASI LEGENDA BULU TANGKIS INDONESIA

Posted by Unknown Jumat, 27 Desember 2013 0 komentar

ARDY B. WIRANATA



Ardy Bernardus Wiranata, sering disebut dengan nama Ardi B.W. (lahir di Jakarta, 10 Februari 1970; umur 43 tahun) adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1990-an, juara Indonesia Terbuka 6 kali dan peraih Medali Perak Olimpiade Barcelona 1992. Ia adalah salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Ardy meraih Medali Perak di Olimpiade Barcelona 1992 setelah di final kalah dari Alan Budikusuma yang juga pemain Indonesia. Ia merupakan atlet berprestasi hasil binaan PB Djarum
Setelah berhenti sebagai pemain bulu tangkis, Ardy memfokuskan diri menjadi pelatih bulu tangkis.

Prestasi

 




Ardi B Wiranata Mematok Rekor Tinggi di Indonesia Open
Jakarta – Indonesia mungkin dulu gudangnya pemain bulutangkis, di era 1980an hingga awal 1990an Indonesia adalah salah satu kekuatan terbesar di arena tepok bulu ini. Tak jarang pemain-pemain Indonesia harus saling menjegal untuk bisa menjadi juara.
Adalah Ardi Bernardus Wiranata atau yang lebih sering dikenal dengan Ardi B Wiranata yang lahir pada 10 Februari 1970 ini harus menyerah ditangan Alan Budikusuma di final Olimpiade Barcelona tahun 1992. Meski tak jadi penyumbang emas di arena itu, Alan tetaplah bukan sembarang pebulutangkis. Ia terkenal dengan gaya rambutnya yang khas, rambut bagian belakangnya kerap ia biarkan panjang. 
Ardi mengukir namanya di Indonesia Open, ia tercatat berhasil meraih enam kali juara di arena ini. terbanyak, sampai akhirnya rekornya disamai Taufik Hidayat pada tahun 2007. Ia pun sempat menjadi yang terbaik dimasa berkaririnya. Ia memenangkan berbagai gelar di berbagai belahan dunia, kala itu rangking dunia pun didominasi oleh beberapa rekannya yang juga datang dari Indonesia.
Sebenarnya dia sudah mulai bersinar tahun 1988 ketika bisa menundukkan pemain-pemain elite saat itu, seperti Yang Yang di Preston, Inggris, pada Carlsberg Classic. Dia kemudian kalah di final dari Morten Frost Hansen. Tahun berikutnya, dia pun bisa mengalahkan Yang Yang di China Terbuka untuk menjadi juara China Terbuka. Ia berhasil menjadi runner up Kejuaraan Dunia kala itu. itu hanyalah awal, Ardi menjadi juara All England, SEA Games dan memenangi piala dunia di tahun 1991, dan menjuarai Final Grand Prix di tahun 1994, salah satu kejuaraan paling bergengsi kala itu. 
Di Indonesia Open, ia pertama kali mengukirkan namanya pada tahun 1990, dan menjadi juara bertahan selama tiga tahun, sampai pada tahun 1993 gelar juara di genggam rekan yang sekaligus rivalnya, Alan Budikusuma. Ardi pun kembali ke podium di tahun 1994 dan 1995. Dan melengkapi gelar keenamnya di tahun 1997. 
Ia dan Taufik Hidayat memiliki banyak kesamaan di Indonesia Open, selain menang enam kali juga sama-sama berhasil mencatatkan kemenangan tiga dan dua tahun berturut-turut. Taufik juara tahun 1999-2000 serta 2002-2004.
Dengan catatan kemenagnannya di Indonesia Open, ia menjadi salah satu rajanya Indonesia Open. mungkinkah ada atlet lain yang menyamai prestasinya lagi, atau bahkan mengalahkan pencapaiannya di salah satu kejuaraan bergengsi ini?
 

ARDY B WIRANATA : Bola Kukejar ke Mana Pun Menuju

Ardy Bernardus Wiranata, sering disebut dengan nama Ardi B.W. (lahir di Jakarta, 10 Februari 1970; umur 38 tahun) adalah pemain bulutangkis Indonesia di era tahun 1990-an, juara Indonesia Terbuka 6 kali dan peraih Medali Perak Olimpiade Barcelona 1992. Ia adalah salah satu pebulutangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Ardy meraih Medali Perak di Olimpiade Barcelona 1992 setelah di final kalah dari Alan Budikusuma yang juga pemain Indonesia. Ia merupakan atlet berprestasi hasil binaan PB Djarum an pertandingan Ardy B. Wiranata melawan musuh-musuhnya adalah menyaksikan adu stamina. Ardy akan menyeret musuh ke dalam permainan-permainan panjang, hingga lawan tak kuasa lagi mengeluarkan senjata andalannya. Energinya terkuras habis meladeni stamina Ardy yang luar biasa. Dan itulah senjata andalan Ardy Bernadus Wiranata yang mengantarkanya ke tangga juara.
Permainan Ardy, panggilan akrabnya, sebenarnya belum begitu menarik ketika usianya belum mencapai 20 tahun. Baru setelah itu, permainan bungsu dari empat anak-anak keluarga Leo Wiranata dan Paula Maria Suryani ini membuat penonton bergembira. Semangat juangnya luar biasa tinggi, bola pun senantiasa dikejar ke mana pun melaju. Jatuh bangun menjadi pemandangan biasa bila Ardy sedang bermain. Luka-luka kecil juga bukan hal aneh pada Ardy. Ardy memang mengembangkan permainan bertahan yang membuat lawan kehabisan nafas. Ardy pun mampu menekan terus-menerus sampai lawan terjungkal. Ini tidak lain berkat stamina dan power yang tinggi yang dimilikinya.
Ardy mulai senang pada bulutangkis ketika suatu saat menonton pertandingan 17 Agustus-an bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya yang lain. Sang ayah kemudian membawa Ardy ke pelatnas bulutangkis di Hall C Senayan. Dari sanalah Ardy kemudia mulai mengayun raket. Ayahnya memasukannya ke klub yang juga dibinanya, PG 16. Kemudian ketika mulai bersinar Ardy dimasukan ke klub yang pembinaannya lebih terarah, yaitu PB Djarum.
Beberapa prestasi yang pernah diraih lelaki kelahiran Jakarta, 10 Februari 1970 ini adalah, pemegang rekor juara Tunggal Putra turnamen Indonesia Open sebanyak enam kali berturut-turut. Prestasi lainnya adalah, juara dunia Tunggal Junior Bimantara 1987, juara China Open 1993, medali perak Olimpiade Bercelona, juara Jepang Open 1991, 1992, dan 1994. Kemudian juara All-England 1991, juara Piala dunia 1991, anggota tim Piala Thomas 1988, 1990, 1992, dan 1994; juara Korea Open, juara Taiwan Open, runner-up All-England, runner-up World Championship 1989, juara China Open, semifinalis World Championship, semifinalis All-England.
Kini, ayah dari Shawn Wiranata ini menjadi kepala pelatih bulutangkis nasional di Kanada. Hal ini terungkap dari peberitaan situs resmi Federasi Badminton Internasional (WBF). Situs itu memberikan judul yang cukup fantastis soal Ardy, “Badminton Legend Now Canadian Coach.” (Legenda bulutangkis yang kini menjadi pelatih orang-orang Kanada -red)
Ardy yang akhirnya mundur dari tim nasional Indonesia, pergi dengan meninggalkan jejak prestasi yang gemilang. Sebagai pemain Tunggal Putra dengan segudang prestasi, dan kini ia nangkring di Amerika Serikat menjadi kepala pelatih tim negeri itu untuk tiga musim.
“Sesuatu yang besar berada di Kanada,” kata Ardy. Lalu ia melanjutkan, “Ini merupakan peluang tentunya, negara ini sebenarnya memiliki tim yang bagus. Sesuatu dapat dibangun di sini sebab para pemain tampak ingin melakukan sesuatu yang baik,” katanya. Bulutangkis Kanada cukup disegani di zona Pan Amerika. Sayang, para pemainnya kurang mendapat pengalaman internasional dan kompetisi dengan negara-negara kuat di Eropa dan Asia. “Mereka harus banyak bertanding di turnamen internasional dan berlatih sebaik mungkin,” kata Ardy.
Demikianlah perjalanan Sang Legenda hidup kita. Ia besar di atas Tanah Air bulutangkis. Di lapangan ia adalah seorang pejuang yang gigih mengejar laju bola agar tak jatuh, di kehidupan ia adalah pejuang yang bijak mengikuti putaran roda kehidupan, yang bernama keluarga. Sungguh sebuah jejak baik yang layak untuk kita teladani.

Ardy Wiranata: Ingin Ikuti Jejak Liem Swie King 



Kalau ada anak muda yang tahun ini begitu gembira pada hari-hari ulanglahunnya, itulah Ardy Bernardus Wiranata. Siswa kelas I SMP Regina Pacis di Palmerah Utara, Jakarta ini dilahirkan 10 Februari 1970. Dan dalam kejuaraan bulutangkis yunior internasional di Koeln, Jerman Barat, 10-12 Februari lalu, agak di luar dugaan ia tampil sebagai pemenang.
Memang agak mengejutkan, sebab PB Tunas Inti, klub yang mengirimnya ke sana, sebenarnya masih ragu. Ia dikhawatirkan belum akan mampu menghadapi lawan yang rata-rata bertubuh raksasa. Termasuk pelatihnya sendiri, Hadi Nasri, masih merasa kurang sreg.


Tapi ya itulah - berkat bakat, tekad, kemauan besar, dan ketrampilan yang memang lumayan, ia membuktikan bahwa keraguan tidaklah perlu untuknya. Piala kejuaraan ia boyong ke Jakarta, setelah menyisihkan 31 saingan dari Inggris, Polandia dan Jerbar sendiri.

Pertandingannya terberat di semifinal. "Benar-benar memeras keringat, " tuturnya . Guido Schanzler, lawannya dalam semifinal itu, memang satu-satunya yang bisa menahan Ardy tiga set: 15-4, 6-15, 15-11. Sedangkan di final ia malah merasa lebih mudah menang. M. Turnich, pemain tuan rumah, disikatnya 15-6, 15-11.

Bandel

Tapi Ardy memang lahir di keluarga bulutangkis. Ayahnya, Leo Chandra Wiranata, sampai sekarang termasuk pengurus inti di PBSI Jakarta. Dan ketiga kakaknya (Ardy anak bungsu), baik Audy Alexander (21), Hedy Paulina (18) maupun Ferdy Gregorius (17), termasuk pemain yang trampil daam olahraga tepok bulu ini.

Dengan pelatih ayahnya sendiri, Ardy mulai menyabet raket pada umur 9 tahun. Ia kemudian masuk klub PG 16 yang kini melebur jadi Tunas Inti, dan terus menerus dalam binaan pelatih Hadi Nasri.

Penggemar pelajaran sejarah ini pertama kali muncul sebagai juara pada kejuaraan PBSI Jakarta Pusat 1979 untuk golongan anak-anak. Ia kemudian juara Piala Garuda Pakin 1981 di Semarang, Piala Lotto 1982 di Bandung, juara ketiga remaja di DKI 1983 dan belum lama ini juara Jakarta untuk pemain di bawah 15 tahun.


Biarpun bungsu ia tidak manja. Lebih menonjol kebandelannya. Keinginannya mengetahui apa saja mungkin juga jadi pendukung. Ketika diwawancarai di rumahnya, kawasan pemukiman Tomang City Garden, sebentar-sebentar ia menengok ke buku catatan wartawan BOLA ingin tahu apa yang ditulis tentang dirinya.

King

Ia menyukai pribadi Liem Swie King dengan perjalanan karirnya yang menjadikannya tenar di dunia. "Saya ingin mengikuti jejaknya. Karena itu saya harus terus belajar dan berlatih," kata Ardy sambil melap keringatnya.

Meski karir bulutangkis penting, tapi sekolah menurutnya tetap harus lebih diutamakan. "Masing-masing ada waktunya," kata Ardy. Karena itu dua hari dalam seminggu ia menyingkirkan raketnya.


Tentang peristiwa paling mengesankan dalam perjalanan bulutangkis yang masih pendek itu, ia kembali menunjuk ke kejuaraan di Koeln itu. Soalnya, inilah pengalaman pertamanya dalam lomba internasional. Dan lantaran bahasa asingnya masih amat terbatas, ia terpaksa berkomunikasi dengan bahasa hura-hura.

Tapi apa mau dikata, sebab ternyata ketika ia berpasangan dengan pemain Jerbar Mueller, medalipun diraihnya juga meski hanya perunggu. "Kami cukup kompak, padahal tanpa latihan, hingga pengaturan posisi seadanya saja ," tutur Ardy yang juga menyenangi basket dan sepakbola.
SUMBER:http://abunfreed.blogspot.com
IKUTI TRUZ BLOG KU Y...... http://candraaulia22.blogspot.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PRESTASI LEGENDA BULU TANGKIS INDONESIA
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://candraaulia22.blogspot.com/2013/12/prestasi-legenda-bulu-tangkis-indonesia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by Cara Membuat Email | Copyright of candra pasha22.